Ambulan Slotter Di Indonesia Apa Saja
Data Pelamar Kerja PT Pertamina Training & Consulting (Januari 2022)
Insiden kebocoran data pada Januari 2022 juga melibatkan PT Pertamina Training & Consulting, sebuah perusahaan konsultan. Terdapat lebih dari 160.000 file dengan total ukuran 60 GB informasi pribadi pelamar pekerjaan terbongkar, seperti nama lengkap, alamat, tempat dan tanggal lahir, agama, hingga gelar secara terperinci.
Data Pasien Rumah Sakit (Januari 2022)
Pada bulan yang sama, terjadi kebocoran data pasien rumah sakit di Indonesia. Data medis pribadi dan informasi sensitif lainnya dengan ukuran 720 GB dijual di forum online Raidforums. Akun bernama GOD User, mengklaim bahwa data ini berasal dari server Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan.
Baca juga: Apa Itu Data Security? Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya bagi Keberlangsungan Bisnis
Tips untuk Melindungi Data Pribadi Anda
Untuk mencegah terjadinya kebocoran data pribadi, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, di antaranya:
Data 198 Juta Pemilih di Amerika Serikat (Juni 2017)
Pada Juni 2017, Amerika Serikat mengalami insiden kebocoran data yang sangat signifikan. Data dari hampir 200 juta pemilih Amerika terekspos. Informasi yang bocor termasuk nama, alamat, nomor telepon, dan data terkait pemilihan lainnya.
Kebocoran ini menciptakan keprihatinan besar tentang keamanan pemilu dan kemungkinan campur tangan asing dalam proses pemilihan. Kasus ini menjadi sorotan dunia dan menunjukkan pentingnya menjaga keamanan data yang terkait dengan proses demokrasi, serta perluasan tindakan keamanan siber dalam pemilu.
Dampak Kebocoran Data bagi Bisnis dan Individu
Kebocoran data memiliki dampak serius baik bagi bisnis maupun individu. Bagi bisnis, kebocoran data dapat merusak reputasi, kehilangan kepercayaan pelanggan, dan berujung pada kerugian finansial yang signifikan.
Data pelanggan yang terekspos dapat dimanfaatkan untuk penipuan atau pencurian identitas, yang bisa berdampak pada relasi bisnis. Selain itu, pelanggaran data bisa melibatkan biaya hukum, investigasi, dan pemulihan data yang mahal.
Bagi individu, kebocoran data bisa berarti kerentanan terhadap penipuan, identitas dicuri, atau kehilangan privasi. Informasi pribadi yang terekspos, seperti nomor kartu kredit atau data medis, dapat dimanfaatkan dengan cara yang merugikan. Oleh karena itu, penting untuk melindungi data pribadi dengan serius.
Baca juga: 7 Contoh Kasus Cybercrime yang Paling Populer
Data KPU (September 2022)
KPU, yang memiliki data penting terkait pemilu di Indonesia, menghadapi insiden kebocoran data pada bulan September 2022. Bjorka, hacker yang meretas data ini mengaku sebanyak 105 juta data NIK, Kartu Keluarga, nama lengkap, tempat tinggal, hingga jenis kelamin dijual dengan nama file “Indonesia Citizenship Database From KPU 105M”.
Data 400 Juta Akun Twitter Dijual Saat Natal (Desember 2022)
Di akhir tahun 2022, dunia dihebohkan oleh insiden kebocoran data yang melibatkan Twitter, salah satu platform media sosial terkemuka. Data dari 400 juta akun Twitter, termasuk informasi pribadi seperti nama pengguna, kata sandi, dan data terkait akun lainnya, dijual secara daring menjelang hari Natal. Kasus ini menciptakan risiko keamanan bagi pengguna Twitter yang data pribadi mereka terekspos.
Kebocoran data Twitter ini menegaskan bahwa bahkan perusahaan besar dan terkemuka dalam teknologi tidak kebal dari risiko keamanan siber. Ini juga menyoroti pentingnya tindakan pencegahan dan perlindungan data pengguna di era digital yang rentan terhadap ancaman siber.
Baca juga: Inilah 9 Ancaman Cloud Computing yang Wajib Anda Pahami
Kasus Kebocoran Data di Dunia
Kebocoran data bukanlah masalah yang terbatas pada satu negara. Di seluruh dunia, terdapat sejumlah kasus yang menggemparkan karena melibatkan jutaan bahkan ratusan juta data pengguna.
Berikut adalah tiga kasus kebocoran data besar yang mencengangkan dunia:
Data Pengguna IndiHome (Agustus 2022)
Layanan Internet IndiHome menghadapi masalah kebocoran data pada Agustus 2022. 26 juta riwayat browsing, penelusuran, data pengguna, seperti alamat email dan nomor telepon, terancam tersebar secara ilegal, mengancam privasi mereka. Data ini diunggah oleh akun bernama Bjorka melalui situs breached.to.
Data pengguna My Pertamina (November 2022)
Pada bulan November 2022, Bjorka kembali beraksi dengan membobol data dari platform My Pertamina dan menjual 44 juta data seharga Rp392 juta melalui bitcoin. Data pengguna, seperti username dan password, terekspos, membuat pengguna dalam risiko keamanan digital yang serius.
Baca juga: Manfaat Enkripsi dan Mengapa Enkripsi Penting dalam Keamanan Data?